Sabtu, 21 Juni 2008

Kewajiban Berdakwah

Islam adalah agama yang sangat memperhatikan hubungan manusia dengan manusia lainnya, sehingga individu dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat. Tidak ada satupun agama atau idiologi lain yang memiliki aturan semacam ini apalagi menandinginya. Rasulullah SAW telah menjelaskan hubungan individu dengan masyarakat dengan sabdanya : "Perumpamaan orang yang menjaga dan menerapkan batas (peraturan) Allah adalah laksana kelompok penumpang kapal yang mengundi tempat duduk mereka. Sebagian mereka mendapat tempat di bagian atas, dan sebagian lain di bawah. Jika mereka membutuhkan air, maka harus berjalan melewati bagian atas kapal. Maka mereka pun berujar, "bagaimana jika kami lobangi saja bagian bawah kapal ini (untuk mendapatkan air), toh hal ini tidak menyakiti orang yang berada di bagian atas". Jika kalian biarkan mereka berbuat menuruti keinginan mereka itu, maka binasalah mereka, dan seluruh penumpang kapal itu. Tetapi jika kalian cegah mereka, maka selamatlah mereka dan seluruh penumpang yang lain".
Beliau juga menjelaskan tentang keterpaduan individu dan masyarakat, dimana individu berbuat untuk kemaslahatan masyarakat dan masyarakat berbuat untuk kemaslahatan individu.
"Perumpamaan orang-orang muslim, bagaimana kasih saying dan tolong menolong terjalin antar mereka, adalah laksana satu tubuh. Jika satu bagian merintih merasakan sakit. Maka seluruh bagian tubuh akan bereaksi membantunya, dengan berjaga (tidak tidur) dan bereaksi meningkatkanpanas badan (demam)." (HR Muslim).
Oleh karena itu Islam mewajibkan setiap pemeluknya untuk bertanggungjawab terhadap saudaranya dan segenap umat manusia pada setiap waktu dan keadaan. Rasulullah SAW Bersabda : "Siapa saja yang bangun pagi hari dan ia hanya memperhatiakan masalah dunianya, maka orang tersebut tidak berguna apa-apa disisi Allah; dan barangsiapa yang tidak memperhatikan urusan kaum muslimin, maka ia tidak termasuk golongan mereka". (HR Thabraani dari Abu Dzar Al Ghifari).
Apabila secara jernih kita melihat kondisi kaum muslimin di seluruh dunia saat ini, maka akan kita dapati ternyata setelah Daulah Khilafah runtuh pada tahun 1924 M, kaum muslimin berada dalam keterpurukan diberbagai bidang kehidupan. Mulai dari terpecah belahnya kaum muslimin oleh sekat-sekat negara/nasionalisme, terancamnya aqidah kaum muslimin oleh serangan misionaris agama Kristen, diterapkannya sistem demokrasi kufur dikancah kehidupan, pola hidup barat yang sudah mengakat di negeri-negeri muslimin, sehingga tak ada satupun negeri kaum muslimin yang menerapkan Islam sebagai ideologi. Semua itu berpangkal pada rendahnya taraf berfikir kaum muslimin yang teramat parah. Sungguh tak cukup hanya mengelus dada dan prihatin saja menyaksikan kenyataan buruk ini. Karena bagaimana mungkin seseorang dapat tegak berdiri di hadapan Allah SWT apabila ditanya tentang keterdiamannya ketika hukum-hukum Allah dicampakkan, ketika Islam tidak dijadikan sebagai pemutus perkara di tengah-tengah kehidupan, ketika Islam terasing di pojok-pojok sempit kehidupan sebatas etika, moral dan spiritual, yang bermuara pada tidak ada kehidupan yang Islami.
Umat membutuhkan orang-orang yang mau dan mampu membawa umat kembali menuju kemuliaan dan ketinggiannya dengan jalan meningkatkan taraf berfikir umat dengan pemikiran islami. Sehingga bukan mustahil masa kejayaan Islam seperti pada masa Rasulullah SAW, para sahabat, Khulafaurasyidin dan para Kekhalifahan sesudahnya akan terulang kembali. Sebagaimana firman Allah SWT :
Juga para sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah SAW : "Ya rasulullah, kota manakah yang lebih dulu ditundukkan, kota Konstantinopel ataukah kota Roma?" Rasulullah SAW menjawab : "kota Heraklius (Konstantinopel) yang akan ditundukan terlebih dulu". (HR Ahmad dan Ad Darmi).
Sejarah mencatat bahwa kota Konstantinopel (sekarang Istambul Turki) sudah pernah ditundukan oleh pasukan kaum muslimin, sementara kota Roma belum pernah ditundukan. Insya Allah suatu saat terjadi dan kejayaan Islam tinggal menunggu waktu saja. Oleh sebab itu orang yang memiliki rasa tanggungjawab dan peduli terhadap diri, keluarga, dan umatnya serta mengharapkan keridhaan Rabbnya, akan berusaha sekuat tenaga melakukan perubahan kearah Islam. Berkaitan dengan ini Allah SWT mensyariatkan aktifitas yang dikenal dengan istilah dakwah yang merupakan salah satu bagian syariat Islam. Dengan dakwah, Islam bisa tersebar ke seluruh dunia, dipeluk, dipahami dan diamalkan oleh manusia dari berbagai suku bangsa.

REMIDI TIK KELAS XII SMT 1 UH 1